Pernah memperhatikan rumah-rumah di Jepang yang tampak senada satu sama lain? Tidak ada warna yang saling bertabrakan. Tidak ada desain yang mendominasi jalanan. Seolah-olah setiap rumah saling bersepakat untuk menjaga suasana tetap tenang.
Ternyata bukan kebetulan. Jepang punya prinsip yang disebut Keikanhō, atau Landscape Act. Ini adalah aturan tata ruang yang mengarahkan agar bangunan selaras dengan lingkungan sekitar.
Karena itu, tak heran, warna-warna yang digunakan biasanya berada di spektrum yang lembut—earth tone, putih pudar, abu-abu, krem, dan coklat alami. Bukan hanya agar terlihat indah, tapi juga agar tidak mencederai pandangan siapa pun yang melintas.
Keikanhō bukan sekadar soal arsitektur. Ia adalah filosofi hidup. Di balik aturan ini, tersembunyi kesadaran kolektif: bahwa rumah bukan untuk memamerkan ego, melainkan tempat untuk hidup berdamai dengan alam. Bangunan tidak dibuat untuk menonjol, tapi untuk menyatu.
Itu sebabnya rumah-rumah di Jepang terasa menenangkan. Lanskap tidak dipenuhi oleh bentuk-bentuk liar atau warna yang merusak keselarasan. Justru karena kesederhanaan itulah, keindahan bisa dirasakan.
Wujud Keikanhō di Bandung Selatan
Jauh dari Tokyo, di Bandung Selatan, prinsip Keikanhō menemukan rumah barunya. Podomoro Park menghadirkan Millennial Home Final Phase—produk hunian dengan fasad Jepang yang merangkul filosofi ini.
Rumah-rumah di cluster terakhir ini dirancang dengan kesadaran akan harmoni. Warna-warna monokrom dan bentuk fasad yang bersih menciptakan ketenangan visual yang jarang ditemukan di kawasan perumahan.
Lingkungan di sekelilingnya pun mendukung: jalan setapak dengan pepohonan yang rindang dan tata lanskap yang terasa dipikirkan dengan hati-hati. Fasilitas eksklusif seperti Clubhouse Giri Prianka yang luas dan kolektif garden yang asri membuat suasana hidup di sana bukan hanya nyaman, tapi juga menyegarkan.
Yang menarik, Millennial Home Final Phase bukan hanya menyuguhkan hunian yang estetik. Ia menawarkan cara hidup. Di sini, penghuni tak hanya mendapat hunian dengan harga dibawah Rp1 miliar, tapi juga akses ke gaya hidup yang lebih selaras.
Tersedia herb garden, tempat menanam tanaman bermanfaat yang hasilnya bisa dipetik sendiri, tanpa repot-repot dikelola penghuni. Ada collective garden, ruang hijau bersama yang bisa dinikmati sore hari sambil berbincang ringan.
Letak klasternya pun strategis—dekat ke gerbang danau dan sunset point, dekat ke clubhouse, dan akses keluar masuk ke Ciganitri maupun Cikoneng terasa mudah.
Ini adalah fase terakhir untuk memiliki rumah viral yang telah menjadi best seller di Podomoro Park Bandung. Rumah-rumah yang tak hanya tampil menawan, tapi juga membawa pulang satu filosofi hidup: bahwa ketenangan sejati dimulai dari rumah yang menyatu dengan alam.
Jangan lewatkan kesempatan terakhir memiliki rumah paling dicari di Podomoro Park Bandung. Rasakan kehidupan ala Jepang di hunian milenial yang sudah ditunggu banyak orang.